Pendahuluan
Litium adalah unsur kimia dengan simbol Li dan nomor atom 3. Ini adalah logam alkali yang ringan dan lembut dengan warna keperakan, serta sangat reaktif. Berikut adalah beberapa fakta penting tentang litium:
- Sifat Fisik:
- Litium adalah logam teringan dari semua logam. Densitasnya rendah, bahkan lebih ringan dari air, sehingga bisa mengapung di atas air.
- Berwarna perak keabu-abuan, tetapi cepat menodai dan teroksidasi ketika terpapar udara.
- Reaktivitas:
- Litium sangat reaktif, terutama dengan air dan udara. Ketika bereaksi dengan air, litium menghasilkan gas hidrogen dan membentuk larutan basa yang disebut litium hidroksida.
- Karena sangat reaktif, litium disimpan dalam minyak untuk mencegahnya bereaksi dengan uap air di udara.
- Penggunaan:
- Baterai litium: Salah satu penggunaan utama litium adalah dalam baterai isi ulang, termasuk baterai ion-litium yang digunakan pada perangkat elektronik seperti ponsel, laptop, dan mobil listrik. Baterai ini populer karena litium memiliki kapasitas energi yang tinggi.
- Obat-obatan: Litium juga digunakan dalam pengobatan gangguan bipolar untuk menstabilkan suasana hati.
- Alloy: Litium digunakan dalam paduan dengan aluminium, magnesium, dan tembaga untuk membuat bahan yang kuat namun ringan, seperti yang digunakan dalam pesawat terbang.
- Sifat Kimia:
- Litium adalah logam alkali pertama dalam tabel periodik dan memiliki satu elektron valensi yang mudah dilepaskan, membuatnya sangat reaktif.
- Ion litium (Li⁺) berperan penting dalam penyimpanan energi karena kemampuannya bermigrasi antar elektroda dalam baterai ion-litium.
- Kelimpahan:
- Di Bumi, litium tidak ditemukan dalam bentuk bebas karena reaktivitasnya yang tinggi. Sebagian besar ditemukan dalam mineral seperti spodumen dan lepidolit.
- Sumber utama litium berasal dari tambang di beberapa negara seperti Australia, Chili, dan Argentina, serta dari endapan garam di danau asin.
- Sifat Biologis:
- Litium memiliki pengaruh biologis, dan senyawanya digunakan dalam pengobatan untuk membantu stabilisasi gangguan suasana hati seperti depresi dan gangguan bipolar.
Penemu Unsur Litium
Litium pertama kali ditemukan oleh Johan August Arfvedson, seorang ahli kimia Swedia, pada tahun 1817. Arfvedson menemukan litium saat ia sedang bekerja di laboratorium kimiawan terkenal Jöns Jakob Berzelius. Arfvedson mengidentifikasi litium dalam mineral yang dikenal sebagai petalit (LiAlSi₄O₁₀), yang ditemukan di tambang di pulau Utö, Swedia.
Selama analisisnya, Arfvedson menemukan bahwa petalit mengandung unsur alkali baru yang lebih ringan daripada natrium dan kalium, dua logam alkali yang sudah diketahui pada waktu itu. Dia menamakan unsur ini “litium” dari kata Yunani “lithos,” yang berarti batu, karena unsur ini ditemukan dalam mineral batuan.
Namun, meskipun Arfvedson menemukan litium, dia tidak berhasil mengisolasi logam litium itu sendiri. William Thomas Brande dan Sir Humphry Davy berhasil mengisolasi litium sebagai logam murni pada tahun 1821 melalui elektrolisis litium oksida.